setetes embun

sejuknya udara menghamburkan suasana,
membangunkan beribu harapan dan impian,
tersimpan makna yang tersirat dan terselubung,
mentari pun terbit dari arah timur,
terlihat akan kristal pagi yang begitu bening sepeti suasa ribuan yang terbangun di pagi hari,
terhirup aroma segar dari pepohonan dan setetes embun,
menyiratkan arti kedamaian walau tak abadi,

berdiri ku memandang dengan pilu apa yang akan terjadi di esok hari,
apakah hari yang seperti ini akan terulang kembali?

karena dirimu

tertegun tuk sejenak tuk mengenangmu,
hati dan cintaku tertinggal di hatimu,
dan rasa rindu ini sehentak tak berhenti karena semuanya ada di dirimu,
lelah menanti semua harapan yang tak pasti kadang mematahkan semuanya,
walau lautan terbentang di depan mata tapi tetap ku tak pantang arah,

arti dirimu

cahaya rembulan yang menyinari diri ini,
teringat akan dirimu yang menghiasi hari demi hari,
terbuai akan kata-kata indahmu dan dirimu yang begitu sempurna di mata ku,
berbeda perasaan ini yang hanya untukmu,
berjuang demi cinta tulusmu yang hanya kepadaku,
indah saat-saat bersamamu yang terkenang karna tak terbiasa tuk melupakan,
tak perduli apa pun kata orang,
tetesan air mata ini mengaliri pipi yang tak bisa menahan akan kesedihan jika kehilanganmu,

awan hitam

mendung ku lihat d langit jakarta sore itu,
begitu banyak jawaaban yang tersirat dan ungkapan yang bermakna,
indah dengan banyak farmasi bentuk burung yang melintas,
angkuh memang jika di paksakan,
kehendak memang tak sesuai dengan jalan yang di inginkan,
ragu dengan segala keputusan untuk meninggalkan.

keindahan terindah

secercah kebutaan menjadi terang kembali saat kau di sini,
menghembuskan nafas sejuk saat denganmu,
memandang nan elok saat melihatmu,
terkabur bayangmu saat kau pergi tuk perhitungan jangka waktu,
indah saat masa yang lalu ku kenang dan saat semuanya biasa saja dan terkenag rapih,
melukiskan arti hadirnya dirimu untuk hari iini,esok dan selamanya,
lembutnya dirimu tak mudah tuk di lupakan,
sejenak ku terdiam dan teringat akan dirimu yang dulu ada di sini,
di sini tuk menemaniku walau tak bertemu,
semua kata-kata yang terlontar manis dari bibirmu dan tingkahmu yang membuatku tersenyum,

hentakan jiwa

di kegelapan yang tertindas,
terlihat setitik cahaya,
cahaya yang membawa kedamaian,
suatu ungkapan tak bernilai jika semuanya berubah,
resah tanpa ragu yang di alami,
sehentak kekecewaan tak berujung pun menghampiri,
jiwa tak ada yg abadi,
tertanam iri dan suatu iba,
terdiam untuk sejenak,
memikirkan akhir dari sebuah ujung,
nestapa yang di derita tak ada yang mengerti dan seakan ingin menjerit,
teriak,terhempas dan tak ingin bangun dari sebuah cerita,